Saturday, June 3, 2017

Re: Kebijan tentang Antenatal Care

Evaluasi Program Pembayaran BPJS

1. Input

a. Membuat peraturan atau kebijakan  BPJS dalam penerimaan pembayaran , misalnya batas waktu pembayaran hanya sampai tanggal 15 setiap bulannya dan jika terlambat bayar maka dihitung masih hutang dan kartu non aktif ,baru pada tanggal awal bulan selanjutnya dapat digunakan

b. Media Promosinya di tambah agar masyarakat semakin tertarik serta ikut serta dala anggota BPJS, selain itu juga media promosi lebih ditekankan tentang peraturan-peraturan yang ada baik pembayaran, pemakaian ,maupun fasilitas

c. Pembatasan waktu pembayaran dimaksudkan agar masyarakat tidak terlambat membayar dan dana BPJS berjalan dengan baik dan juga masalah pembayarannya dapat diperbaiki agar tidak terjadi lagi kasus seperti ity

d. SDM yang ada dalam administrasi maupun sistem pembayaran harus dilatih agar memiliki skill dan keahlian manajemen yang baik

2. Proses

a. Memperbaiki sistem pembayaran BPJS dengan membentuk sebuah tim yang bertujuan untuk menevaluasi dan memecahkan masalah yang ada

b. Mengintegrasikan lebih baik antara sistem yang dimiliki Bank untuk pembayaran dengan Sistem BPJS agar tidak terjadi kasus demikian

d. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara penggunaan maupun pembayaran

e. Petugas perlu di latih lagi dengan cara mengadakan pelatihan

 

3. Output

a. Kepercayaan masyarakat agar mau ikut serta untuk menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS

b. Sistem BPJS lebih baik

c. Pembayaran antara bank dan pihak bpjs dapat bekerjasama dengan baik

d. BPJS bangkrut karena tidak ada masyarakat yang mau ikut serta dan pembayaran anggota selalu terlambat.

 

Saran

Saran saya dalam kasus ini adalah pihak BPJS selalu mengevaluasi sistem yang ada sehingga jika ada masalah seperti ini langsung segera teratasi dan tidak terabaikan sehingga masyarakat merasa percaya dan mau ikut serta dalam JKN ini , selain itu perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat lebih banyak lagi tentang sistem pembayaran, cara penggunaan dll karena banyak masyarakat yang sudah memiliki kartu BPJS akan tetapi belum mengerti secara pasti tentang tata cara penggunaan maupun pembayaran. Sistem BPJS menurut saya sudah cukup bagus dan membantu masyarakat untuk mewujudkan indonesia sehat akan tetapi masih banyak yang perlu diperbaiki dan perlu dilakukan evaluasi rutin.

 

Nama : Desi Aulia Sn

Kelas : AKK B


Pada 27 Mei 2017 10.32, Decy Aulia <decyauliasn@gmail.com> menulis:
Sistem Pembayaran BPJS

Sistem Pembayaran BPJS


                             A                                                                          B


Gambar diatas merupakan contoh potret dari sistem pembayaran jaminan kesehatan melalui BPJS, awalnya saya tidak terlalu tertarik menjadikan fakta ini sebagai contoh kasus, Gambar A diambil pada tanggal 19 Mei 2017 dan Gambar B diambil pada tanggal 26 Mei 2017(Fakta) , akan tetapi setelah melihat saudara saya mengalaminya sendiri kemudian saya tergelitik untuk menyuarakan sekilas pertanyaan tentang fenomena ini :

Dalam struk tersebut sudah terlihat jelas bahwa pada tanggal 19 Mei 2017 Telah di bayarkan tagihan BPJS atas nama keluarga bapak danang sigit dengan 4 anggota keluarga di kelas tiga, sehingga pembayaran Rp 204,000 untuk pembayaran 2 bulan ,akan tetapi pada tanggal 26 Mei 2017 saat pengecekan kartu BPJS di ATM masih ada tagihan yang serupa yaitu Rp 204,000. Adapun yang ingin saya tanyakan adalah,

1. Mengapa masih ada ketidaksesuaian antara print out pembayaran dengan tagihan yang ada ?

2. Bagaimana jika pak danang membayar tagihannya lagi, akan kemanakah uang yang dibayarkan berulang tersebut ?

3. Bagaimana status BPJS tersebut jika tagihannya sudah dibayarkan akan tetapi dalam rekening masih ada tagihan, apakah status BPJS nya aktif atau tidak aktif ?

4. Jika memang mendesak digunakan pada saat ada anggota keluarga yang sakit, jika kartu tersebut dalam kondisi demikian apakah kartu tersebut dapat digunakan ? atau memang harus mengurus ke pihak BPJS ?

5. Apakah Pihak BPJS mengadakan evaluasi terkait dengan kendala-kendala seperti ini ?

6. Bagaimana cara pihak BPJS menangani masalah tersebut ?

7. Bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap jaminan kesehatan ,jika masih saja terjadi kasus seperti ini ?


Nama  : Desi Aulia Sn

Kelas   : B

 

 

 





Pada 15 Mei 2017 12.05, Decy Aulia <decyauliasn@gmail.com> menulis:
assalamualaikum maaf tugas saya masuk tidak ya pak ? terimakasih

Pada 13 Mei 2017 18.08, Decy Aulia <decyauliasn@gmail.com> menulis:
Kebijakan Tentang Antenatal Care
A.      Pengertian Antenatal Care
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor,mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil
normal atau bermasalah (Sarminah, 2012)

B.      Pelaksana kunjungan ANC
Menurut Depkes RI (2005) pelaksana pelayanan ANC terdiri dari :
a) Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialisobstetrik dan
ginekologi.
b) Tenaga perawatan meliputi:
Bidan, pembantu bidan, perawatbidan, dan perawat wanita yangsudah
dilatih dalampemeriksaan kehamilan.

C.      Aspek pokok pemeriksaan ANC
Menurut Depkes RI (2005), ditingkat pelayanan dasarpemeriksaan
antenatal hendaknya memenuhitiga aspek pokok, yaitu:
a.      Aspek medik, meliputi:
Diagnosis kehamilan, penemuankelainan secara dini, pemberian terapi
sesuai dengan diagnosis.

b.      Penyuluhan komunikasi dan motivasi ibu hamil, antara lainmengenai:
Penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya,pengenalan tanda-tanda bahaya
dan faktor risiko yang dimilikinya, pencarianpertolongan yang memadai
secara tepatwaktu.

c.      Rujukan, ibu hamil dengan risiko tinggi harus dirujuk
ketempatpelayanan yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap.

D. Standar dalam pelayanan ANC
Menurut Depkes RI (2005) terdapat enam standar dalampelayanan
antenatal seperti berikut ini :

a. Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi denganmasyarakat
secara berkala untukmemberi penyuluhan danmemotivasi ibu untuk
memeriksakan kehamilannyasejak dinisecara teratur.

b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikit 4 kali pelayanan antenatal.Pemeriksaan
meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janindengan seksama untuk
apakahperkembangan berlangsung normal.

c. Palpasi abdomen
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama danmelakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, sertabila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagianterendah janin dan masuknya kepala
janin ke dalam ronggapanggul, untuk mencari kelainan sertamelakukan
rujukan tepatwaktu.

d. Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,penanganan dan atau
rujukan semua kasus anemia padakehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
e. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darahpada
kehamilan dan mengambiltindakan yang tepat danmerujuknya.

f. Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suamiserta
keluarganya pada trimesterketiga, untuk mempersiapkanbahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasanayang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik,disamping persiapan transportasi dan biaya
untukmerujuk, bilatiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

E.      Kebijakan pelaksanaan kunjungan ANC
Kebijakan program Depkes (2005) menganjurkan ibu hamilmelaksanakan
kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagaiberikut :

a. Kunjungan 1 / K1 ( Trimester 1)
K1 / kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamilyang pertama
kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali20yang ideal adalah
sedini mungkin ketika haidnya terlambatsekurangkurangnya satu bulan.
K1 dibedakan menjadi 2 yaitu K1murni (kunjungan pertama kali
dilakukanpada waktu trimestersatu kehamilan ) dan K1 akses ( kunjungan
pertama kali diluartrimester satuselama masa kehamilan, dilakukan di
trimester IImaupun di trimester III).

Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatanantenatal adalah
sebagai berikut:
1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
2) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkindijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkindiderita
sedini mungkin.
4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
5) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-haridan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas danlaktasi.

Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenalifaktor risiko
ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya,perencanaan tempat
persalinan, juga perawatan bayi danmenyusui.
Informasi yang diberikan sebagai berikut :
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebihdijaga
karena selama kehamilan terjadipeningkatan sekretvagina.
3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengantenaga kesehatan.
5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikankebiasaannya.

Cakupan K1 dibawah 70% (dibanding jumlah sasaran ibuhamil dalam kurun
waktu satu tahun) menunjukkanketerjangkauan pelayanan antenatal yang
rendah, yangmungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belumcukup
aktif. Rendahnya K1 menunjukan bahwa aksespetugas kepada ibumasih
perlu ditingkatkan.

b. Kunjungan 2 ( Trimester II)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali.Manifestasi
klinik kasuskegawatdaruratan obstetrik yang berbeda-beda dalam rentang
yangcukup luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC yang teratur.Pada
trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan 1 bulansekali
sampai umur kehamilan 28 minggu.

Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester IIialah sebagai berikut:
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2) Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dansaluran perkemihan.
3) Mengulang perencanaan persalinan.
c. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)

Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggujika klien tidak
mengalami keluhan yangmembahayakan dirinyadan atau kandungannya
sehingga membutuhkan tindakan segera.Rancangan pemeriksaan meliputi
anamnesa terhadap keadaannormal dan keluhan ibu hamiltrimester III,
pemeriksaan fisik(umum, khusus, dan tambahan pada bulan ke-9
dilakukanpemeriksaan setiap minggu). Kelahiran dapat terjadi setiap
waktuoleh karena itu perlu diberikanpetunjuk kapan harus datang
kerumah sakit. Jadwal kunjunganulangselama hamil trimester III adalah
setiap dua minggu dansesudah 36 minggu setiap satu minggu.

Tujuan kunjunganpemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :
1) Sama seperti kunjungan 2.
2) Mengenali adanya kelainan letak.
3) Memantapkan rencana persalinan.
4) Mengenali tanda-tanda persalinan.

Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI, 2005, Profil Kesehatan Indonesia , Pusat Data
Informasi, Health Statistic : Jakarta
Sarminah, 2012, Faktor-faktor yang berhubungan dengan antenatal care
di provinsi papua 2010,  Skripsi Universitas Indonesia



Analisis Menggunakan Metode Kebijakan
1.      Metode Hall
Metode Hall menyakatakn bahwa sebuah pokok persoalan dan kemungkinan
responnya akan masuk dalam agenda pemerintah hanya ketika pokok
persoalan beserta respons tersebut memiliki keabsahan, kelayakan dan
dukungan yang tinggi.
Metode Hall meliputi :
a.      Keabsahan
Strategi pembangunan kesehatan menuju indonesia sehat salah satu
indikator keberhasilannya adalah angka mortalitas dan morbiditas,
angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang harus diperhatikan
pemerintah indonesia sehingga pemerintah membuat kebijakan untuk
menanggulangi masalah tersebut agar dapat mencapai tujuan Indonesia
sehat dan untuk mewujudkan kebijakan yang telah di buat pemerintah
membuat program-program yang dapat mendukung terwujudnya kebijakan
tersebut
b.      Kelayakan
Pemerintah mengadakan program standar minimal pemeriksaan ANC dengan
mempertimbangkan kemampuan yang di milikinya baik fasilitas kesehatan,
tenaga kesehatan, sumber daya dll akan tetapi yang menjadi persoalan
dalam hal ini adalah keberadaan desa-desa yang wilayahnya terpencil
sehingga fasilitas-fasilitas yang harusnya ada belum ada sehingga
pelaksanaan ANC ini belum tercapai secara optimal.
c.      Dukungan
Dukungan masyarakat dalam hal ANC ini sangat berpengaruh dalam program
ANC , karena kebanyakan masyarakat kita yang masih banyak kental
dengan budayanya seperti wanita hamil tidak boleh keluar rumah dll ,
sehingga untuk mencapai tujuan kebijakan harus mendapat dukungan dari
semua pihak dengan cara yang baik.
2.      Model Kingdom
Berfokus pada peran para pembuat kebijakan didalam dan diluar
pemerintah dengan mengambil keuntungan dari kesempatan-kesempatan
penentuan agenda yang disebut jendela kebijakan untuk memasukkan
hal-hal tertentu ke dalam agenda formal pemerintah.
Model Kingdom ini menggambarkan pemunculan kebijakan melalui tiga alur yaitu :
a.      Alur Masalah
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Anak (AKB) masih tinggi yaitu, 307 per
100.000 kelahiran hidup dan AKB 35/1000 kh. Target yang ditetapkan
untuk dicapai pada RPJM tahun 2009 untuk AKI adalah 226 per 100.000 kh
dan AKB 26/1000 kh.Dengan demikian target tersebut merupakan tantangan
yang cukup berat bagi program KIA, salah satu program KIA meliputi
Antenatal Care atau ANC.

b.      Alur Kebijakan
Karena masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang pentingya
ANC selain itu juga dari faktor budaya, sosial dan ekonomi sehingga
program-program KIA salah satunya ANC belum tercapai maksimal

c.      Alur Politik
Dalam pembuatan kebijakan ini terdapat unsur politik juga karena
biasanya program ANC sudah bagus karena kepentingan politik tidak jadi
dilaksanakan dan di ganti dengan program lain.

3.      Model Rasional
Membuat kebijakan lebih banyak ke konsep ,meliputi
a.      Prospektif (Melihat ke depan)
b.      Retrospektif (Melihat ke belakang)
I.Identifikasi
Masalah yang ada di indonesia adalah tingginya angka kematian ibu dan anak
II.Merumuskan Masalah
Dari hasil identifikasi kita dapat melihat bahwa masalah KIA yang ada
di indonesia masih tinggi
III. Analisis
Salah satu program dari KIA antaralain Antenatal Care sehingga program
ANC merupakan kebijakan yang diterapkan pemerintah di indonesia
IV.Dampak dari solusi
Kebijakan tentang ANC bisa di terima oleh masyarakat ataupun tidak
karena masyarakat belum tentu mau malakukan ANC karena beberapa hal
seperti pengetahuan, budaya, sosial ekonomi.

Nama    : Desi Aulia Setyaningsih
Kelas   : B
(Saya menikuti tugas yang kelas A karena saya ada kuliah tamu pada
saat jam yang sama dengan kelas B , Sehingga saya masuk dan mengikuti
tugas kelas A Terimakasih pak )