Program Mobile Clinic Di Papua
Mobile clinic memiliki konsep jemput bola. Masyarakat tak perlu lagi pergi ke pusat kesehatan untuk mencari petugas kesehatan, tapi petugas kesehatan yang akan mendatangi mereka, terutama untuk masyarakat yang berada di pedalaman. Program ini dibentuk oleh kepala Dinas Kesehatan provinsi Papua. Puskesmas akhirnya hanya menjadi tempat penyimpanan data atau administrasi saja sementara petugasnya harus keliling mencari pasien yang sakit. Hal ini disebabkan karena sulitnya akses ke pelayanan kesehatan.
Berikut adalah analisis kebijakan program Mobile Clinic di Provinsi Papua :
1. Actor
· Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Dinkes merupakan aktor penting dalam pembuatan kebijakan ini. Dinkes lah yang membuat program mobile clinic.
· Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan juga berperan penting dalam program ini, karena tenaga kesehatanlah yang akan yang terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan dan juga partisipasi dari tenaga kesehatan lah yang akan membuat program ini berhasil
· Puskesmas
Puskesmas melakukan diskusi untuk melakukan pemecahan masalah, sehingga dibentuklah program ini.
2. Content
Mobile Clinic adalah pelayanan kesehatan dasar komprehensif (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) dan terpadu diselenggarakan dengan melakukan kunjungan ke tempat sasaran, bertujuan mendekatkan akses pelayanan kepada masyarakat, utamanya untuk deteksi dini (Early Diagnosis), pengobatan dasar penyakit (Promt Treatment) dengan program prioritas KIA, Gizi, HIV/AIDS, TB, Malaria, Filariasis serta pemberdayaan masyarakat melalui promosi kesehatan (Health Promotion) dan pembinaan kader. Upaya ini merupakan kegiatan awal untuk memperkuat sistem pelayanan kesehatan yang sudah ada dan ditindaklanjuti oleh Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan rutin. Sekitar 250 tim kesehatan dikirimkan ke berbagai pelosok desa. Pelaksanaan program mobile clinic diserahkan sepenuhnya kepada dinas kesehatan kabupaten/kota setempat serta disesuaikan dengan kondisi geografis daerah bersangkutan. Untuk memudahkan program ini, disedikan mobil untuk membawa tim petugas kesehatan beserta alat alat medis dan juga obat obatan.
Tenaga kesehatan yang dikirim ialah dokter, perawat, bidan, petugas analisis kesehatan, ahli gizi. Sanitarian , asisten apoteker, dan tenaga promosi kesehatan. Program ini dibuat mengingat tingginya angka kematian ibu dan anak ( AKI dan AKB), banyaknya anak yang mengalami gizi buruk, serta tingginya angka penyakit menular.
3. Context
Ada beberapa factor kontekstual yang mempengaruhi tercipnya program ini :
· Faktor budaya
Masyarakat papua sampai saat ini masih lebih mempercayai dukun dibandingkan dengan dokter. Pertama karena kebiasaan masyarakat sekitar yang masih banyak menggunakan jasa dukun , kedua karena pemikiran masyarakat yang masih tertinggal karena sulitnya penyebaran pengetahuan, ketiga karena sulitnya akses ke pelayanan kesehatan sehingga masyarakat masih banyak yang menggunakan jasa dukun. Oleh karena itu dibuatlah program ini agar masyarakat dapat mendapatkankan pelayanan kesehatan yang tepat sehingga derajat kesehatan masyarakat Papua akan menigkat.
· Faktor situasional
Tingginya angka kejadian penyakit baik karna penyakit menular, gizi, KIA dan lainnya menyebabkan pemerintah harus membuat susatu program yang dapat menurunkan angka kejadian penyakit tersebut.
· Faktor Struktural
Dalam sistem politik,calon gubernur dan wakil gubernur harus membuat suatu visi dan misi yang kemudian akan di implementasikan jika tepilih menjadi gubernur dan wakil gubernur. Kebijakan mobile clinic mungkin salah satu upaya agar visi dan misi gubernur dan wakil pemerintah tercapai.
4. Proses
Sebelum dibuat atau dibentuk suatu kebijakan, terlebih dahulu kita mengidentifikasi masalah yang terjadi di masyarakat. Banyak sekali penyakit yang terjadi di masyarakat mulai dari penyakit malaria, TB, filariasis, AKI, AKB, gizi buruk, dan masih banyak yang lain. kemudian diselidiki lah penyebab dari tinginya angka penyakit tersebut dan didapatkan hasil bahwa salah satu penyebab tingginya angka penyakit tersebut adalah akses ke pelayanan kesehatan yang rendah dikarenan minimnya fasilitas kesehatan. Untuk datang ke penyedia pelayanan kesehatan (Puskesmas, Rumah sakit dll) harus menempuh perjalanan yang jauh dan medan yang cukup sulit sehingga menyebabkan masyarakat enggan untuk datang ke faskes. Keaadaan tersebut membuat pemerintah harus membuat kebijakan dan program yang tepat yaitu dengan adanya program Mobile Clinic dan mengeluarkan SK tentang Mobile Clinic.
Puput Apriliawida 1500029332
AKK kelas C