Access to Workplace Accommodations to Support Breastfeeding after Passage of the Affordable Care Act
By. Katy B. Kozhimannil, PhD, MPA; Judy Jou, MA; Dwenda K. Gjerdingen, MD, MS; Patricia M. McGovern, PhD, MPH
Abstract
Objectives
This study examines access to workplace accommodations for breastfeeding, as mandated by the Affordable Care Act, and its associations with breastfeeding initiation and duration. We hypothesize that women with access to reasonable break time and private space to express breast milk would be more likely to breastfeed exclusively at 6 months and to continue breastfeeding for a longer duration.
Methods
Data are from Listening to Mothers III, a national survey of women ages 18 to 45 who gave birth in 2011 and 2012. The study population included women who were employed full or part time at the time of survey. Using two-way tabulation, logistic regression, and survival analysis, we characterized women with access to breastfeeding accommodations and assessed the associations between these accommodations and breastfeeding outcomes.
Results
Only 40% of women had access to both break time and private space. Women with both adequate break time and private space were 2.3 times (95% CI, 1.03–4.95) as likely to be breastfeeding exclusively at 6 months and 1.5 times (95% CI, 1.08–2.06) as likely to continue breastfeeding exclusively with each passing month compared with women without access to these accommodations.
Conclusions
Employed women face unique barriers to breastfeeding and have lower rates of breastfeeding initiation and shorter durations, despite compelling evidence of associated health benefits. Expanded access to workplace accommodations for breastfeeding will likely entail collaborative efforts between public health agencies, employers, insurers, and clinicians to ensure effective workplace policies and improved breastfeeding outcomes.
Hasil analisis kebijakan:
A. Actor (Who), di dalam analisis kebijakan terkait isu tersebut ditujukan pada individu dengan kelompok umur pada wanita usia 18-45 yang melahirkan tahun 2011 dan 2012. Populasi studi termasuk perempuan yang di pekerjakan penuh atau paruh waktu pada saat survei dilakukan.
B. Content (What), Perencanaan pada penelitian ini meliputi akses ke tempat kerja akomodasi untuk menyusui, sebagaimana diamanatkan oleh undang perawatan terjangkau dan Asosiasi yang dengan inisiasi menyusui dan durasi.
C. Context (Where), Dilihat dari bagian struktural kebijakan bahwa perempuan dengan akses ke waktu istirahat wajar dan harus mendapatkan ruang pribadi untuk Check ASI agar lebih mungkin untuk menyusui secara eksklusif pada 6 bulan dan terus menyusui untuk durasi yang lebih lama.
D. Process (How), Proses yang dilaksanakan yaitu dengan 40% perempuan memiliki akses ke ruang pribadi dan waktu istirahat. Wanita dengan waktu istirahat yang memadai dan ruang pribadi yang 2,3 kali (95% CI, 1,03-4,95) cenderung menjadi menyusui secara eksklusif pada 6 bulan dan 1,5 kali (95% CI, 1,08-2,06) kemungkinan untuk melanjutkan menyusui secara eksklusif dengan setiap bulan lewat dibandingkan dengan wanita tanpa akses ke akomodasi ini. Kesimpulan Employed perempuan menghadapi hambatan yang unik untuk Menyusui dan memiliki tingkat yang lebih rendah dari inisiasi menyusui dan durasi pendek, meskipun bukti manfaat kesehatan terkait. Memperluas akses ke tempat kerja akomodasi untuk menyusui mungkin akan memerlukan usaha-usaha kolaborasi antara lembaga kesehatan masyarakat, majikan, asuransi dan dokter untuk memastikan kebijakan tempat kerja yang efektif dan meningkatkan hasil menyusui.
NAMA: NURUL DIYAH WIJAYANTI
NIM: 1400029273
KELAS: A
