yang dinyatakan sebagai daerah endemis demam berdarah. Pada tahun
2011, jumlah penderita demam berdarah sebanyak 982 kasus dengan
jumlah kematian 5 orang. Sedangkan untuk tahun 2012 kasus demam
berdarah mengalami penurunan menjadi 970 kasus.Ada banyak faktor yang berkontribusi menyebabkan penyakit,begitu juga dengan penyakit demam berdarah. Faktor-faktor tersebut
berasal dari individu sendiri maupun dari lingkungan.
Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dicurigai di Surabaya padatahun 1968, namun konfirmasi virologis baru diperoleh pada tahun 1970. DiJakarta, kasus pertama dilaporkan pada tahun 1969. Kemudian DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung dan Yogyakarta (1972). Pada tahun 1994 DBD telah menyebar ke seluruh propinsi di Indonesia. Saat ini DBD sudah bersifat endemis di banyak kota besar.Berdasarkan data serangan DBD dalam beberapa tahun terakhir di Jawa Barat, jumlah penduduk yang terjangkit DBD masih cukup tinggi. Tahun 2009 serangan DBD di Jawa Barat mencapai 23.209 kasus, diamana 231 orang meninggal dunia. Tahun 2010 kasus Jawa Barat mencapai 23.951 dengan pasien meninggal 166 kasus, dapat dilihat bahwa kasus DBD terus meningkat setiap tahunnya (Dinkes Jabar, 2011).Berdasarkan status endemisitas DBD, dari 63 kelurahan di Kota yogyakarta setiap tahun jumlah kelurahan yang berstatus endemis semakin bertambah. Pada tahun 2008 teridentifikasi 50 kelurahan endemis, lalu meningkat menjadi 51 kelurahan di tahun 2009. Tahun 2010 sudah tidak ada wilayah yang bebas dari kejadian DBD .Untuk mengatasi masalah DBD di Indonesia, sejak tahun 2004 Departemen Kesehatan telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan program nasional penanggulangan demam berdarah. Program tersebut meliputi surveilans epidemiologi/sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB dan penyuluhan