Sunday, June 4, 2017

Evaluasi Program Nusantara Sehat

NAMA : Luthfiatul Azmi

NIM : 1600029253

KELAS : B


a.                Input

Dari segi dana penyelenggaran untuk program Nusantara Sehat tidaklah sedikit. Kemudian dari segi SDM sendiri menunjukkan masih kurangnya minat tenaga kesehatan yang bersedia ditempatkan di wilayah DTPK. Keterbatasan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan menyebabkan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah DTPK masih rendah. Serta dari semua tenaga kesehatan, tenaga dokterlah yang  sangat terbatas. Hanya sedikit dokter yang mendaftar, hanya 30 orang. Adanya kebijakan PERMENKES RI NO. 23 TAHUN 2015 tentang penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis (TEAM BASED) dalam mendukung Program Nusantara Sehat.  

 

b.               Proses:

Untuk Proses implementasinya sendiri , proses pelaksanaan Program Nusantara Sehat dilakukan secara lintas program Kementerian Kesehatan, meliputi: Rekrutmen: 120 tim akan direkrut secara online (www.nusantarasehat.kemkes.go.id) dan seleksi dilakukan secara bertahap meliputi seleksi administrasi dan seleksi psikologi (Tes Psikologi, FGD, dan Wawancara). Setiap tim minimal terdiri dari 5 (lima) jenis tenaga kesehatan. Pelaksanaan seleksi dilakukan secara regional di beberapa kota yang didukung oleh lembaga asesmen yang terpercaya. Pembekalan: Untuk meningkatkan kompetensi Tenaga Kesehatan yang akan bertugas sebagai Tim Nusantara Sehat dilakukan pembekalan/pelatihan sebelum penempatan, yang meliputi : Bela Negara, Teknis Medis dan Nonmedis. Penempatan: Tim Nusantara Sehat akan ditempatkan untuk mendukung pelaksanaan program kesehatan di Puskesmas terutama sangat terpencil di Kabupaten DTPK dan DBK. Pemantauan & Evaluasi: Untuk memantau kinerja tim di lapangan, dikembangkan sebuah sistem monitoring internal dan eksternal. Pemantauan dan evaluasi juga dilakukan untuk memantau dampak dari penempatan tim terhadap manajemen Puskesmas, dan profil kesehatan masyarakat setempat.

 

Dari proses Nusantara tersebut, sosialisasi sudah cukup bagus mulai dari rekrutmen yang cukup ketat, mungkin hanya sedikit bagian yang perlu diperbaiki.  Dalam proses pelaksanaan pelatihan/pembekalan diharapkan anggota Tim NS memiliki kemampuan untuk mengembangkan peran sebagai tim pendukung pelaksana layanan kesehatan primer di Puskesmas dengan menjalankan fungsi penguatan program kesehatan, mendukung pelaksanaan layanan kesehatan primer, melakukan motivasi dan pemberdayaan kepada masyarakat, mengembangkan manajemen puskesmas, melakukan penguatan program kesehatan serta tetap menjunjung tinggi jiwa bela Negara. Dari segi Pembentukan tim, tiap satu tim Nusantara Sehat terdiri dari 5 sampai 9 orang yang terdiri dari profesi dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian. Kemudian dari keenam kali melakukan program Nusantara Sehat. Sejak 2015 hingga 2016, sudah ada 1.422 nakes yang diterjunkan. Hasil evaluasinya hanya ada 2 orang yang gagal karena sakit dan tidak tahan dengan kondisi di lapangan. Jadi program ini cukup sukses.

 

c.       Output:

Output dari Program Nusantara Sehat menunjukkan terjadinya peningkatan pada kesehatan masyarakat di berbagai bidang di masing-masing daerah. Misalnya, angka kejadian diare turun sampai 80 persen di Puskesmas Empanang, Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Lalu, pasien kusta menjadi lebih terdata dan terjadi peningkatan kepatuhan minum obat yang mencapai 89,47 persen di Puskesmas Morotai, Maluku Utara. Saat pembekalan kan tim diminta membuat Plan of Action (POA) ini disesuaikan dengan persoalan karena Balitbang juga sudah memberi fact sheet. Cakupan program juga meningkat dan banyak program yang aktif kembali contohnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Respons puskesmas jadi meningkatkan ada tim yang solid. Untuk itulah, Nusantara Sehat bisa jadi agent of change yang mendorong pusat kesehatan berkinerja lebih baik. Selama dua tahun pertama pula tim Nusantara Sehat berhasil mengidentifikasi permasalahan kesehatan di masing-masing daerah dan melakukan penguatan tenaga kesehatan di puskesmas setempat. Sehingga, penanganan sesuai kebutuhan masyarakat bisa dilakukan.

 

Evaluasi Nusantara Sehat harus bersifat partisipatif. Artinya, melibatkan lintas sektor dan stakeholder kunci, termasuk masyarakat setempat. Evaluasi partisipatif ini perlu memuat indikator kunci yang mudah diukur dan dalam penetapannya melibatkan stakeholder terkait. Penerapan evaluasi partisipatif dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan semua pihak. Hasil evaluasi bisa digunakan untuk perbaikan dan keberlanjutan program Nusantara Sehat di masa mendatang. Rekomendasi lain terkait reward. Bagi tenaga kesehatan Nusantara Sehat yang berprestasi dan telah menyelesaikan masa tugasnya perlu diberi penghargaan, antara lain, berupa pengangkatan menjadi pegawai negeri di daerah mereka bertugas. Untuk itu perlu kerja sama dengan pemerintah daerah setempat guna merumuskan formasi ketenagaan dan alokasi pendanaan kebutuhan pegawai baru. Melihat prospek ke depan, tetap optimistis masih banyak pemuda harapan bangsa yang akan menyumbangkan jiwa raganya demi meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
Kampus 1: Jln. Kapas No. 9 Yogyakarta
Kampus 2: Jl. Pramuka 42, Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161
Kampus 3: Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta 55164
Kampus 4: Jl.Ringroad Selatan, Yogyakarta
Kampus 5: Jl. Ki Ageng Pemanahan 19, Yogyakarta


Kontak

Email: info@uad.ac.id
Telp. : (0274) 563515, 511830, 379418, 371120
Fax. : (0274) 564604