Saturday, June 3, 2017

Evaluasi Pelaksanaan Imunisasi di Provinsi Kalimantan

   Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Republik Indonesia nomor 482/MENKES/SK/2010 tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014), imunisasi merupakan upaya efektif untuk menurunkan angka kematian anak yang merupakan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs). Adapun tujuan utama imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Salah satu target keberhasilan kegiatan imunisasi adalah tercapainya UCI desa/kelurahan. UCI merupakan suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun). Indonesia menjadi salah satu negara prioritas yang diidentifikasi oleh World Health Organization (WHO) dan The United Nations Children's Fund (UNICEF) untuk melaksanakan akselerasi dalam pencapaian target 100% UCI desa/kelurahan melalui GAIN UCI 2010-2014 (2,4). Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN tahun 2010–2014 dengan target tahun 2010 mencapai UCI 80%. Tahun 2011 mencapai UCI 85%. Tahun 2012 mencapai UCI 90% dan 2013 mencapai UCI 95%. Pada tahun 2014, target cakupan UCI desa adalah 100%, artinya seluruh desa yang ada di Indonesia dapat mencapai UCI (5). Pencapaian UCI desa/kelurahan secara nasional pada tahun 2012 belum memenuhi target (≥90%), yaitu 79,3%. Di Provinsi Kalimantan Selatan, pencapaian UCI desa/kelurahan yaitu mencapai angka 81,1%. Angka capaian tersebut masih belum dapat memenuhi target capain UCI tahun 2013 yaitu sebesar 95%. Oleh karena itu, perlu adanya identifikasi masalah dan juga alternatif untuk memecahkan permasalahan tersebut.

   Rendahnya capaian yang tidak sesuai dengan terget capaian UCI dapat disebabkan oleh berbagai aspek. Dari segi input, kondisi geografis Profinsi Kalimantan yang sangat sulit untuk ditempuh dan ada sebagian daerah yang tidak terjamah oleh teknologi membuat sebagian tenaga kesehatan enggan untuk ditugaskan di daerah tersebut. Akibatnya hanya segelintir tenaga kesehatan yang bekerja di daerah itu. Dengan sedikitnya tenaga kesehatan yang bertugas, maka pelaksanaan yang seharusnya dapat dilaksanakan dengan cepat menjadi lambat karena keterbatasan tenaga. Selain keterbatasan tenaga, hal yang paling berpengaruh dalam tidak tercapainya target imunisasi yaitu keterbatasan biaya. Kondisi wilayah yang sebagian jauh dari perkotaan membuat meningkatnya biaya yang dibutuhkan, selain itu peralatan yang digunakan untuk membawa vaksin yang masih tebatas juga menjadi kendala yang berpengaruh terhadap jumlah pemberian imunisasi. Karena wiyah tidah terjamah oleh teknologi, maka rata-rata dari masyarakat tidak tahu apa itu imunisasi. Sehingga dengan keterbatasan pengetahuan tentang imunisasi menyebabkan masyarakat takut untuk memberikan munisasi kepada anaknya. Dengan terbatasnya keadaan, sosialisasi tentang imunisasi pun tidak berjlan dengan lancar ditambah lagi dengan tidak ada media yang dapat menjadi sumber pengetahuan tambahan bagi masyarakat.