Kasus :
Tingginya kasus HIV/AIDS di Papua.
Berdasarkan kasus diatas dapat dikaitkan menggunakan segitiga kebijakan kesehatan:
1. Context
Dari kasus HIV/AIDS yang terjadi di Papua terdapat kecenderungan bahwa faktor perilaku dan social-budaya merupakan faktor utama terjadinya penyebaran penyakit tersebut. Namun demikian, perilaku seks bebas tersebut tidak serta merta berdiri sendiri tanpa adanya factor lain yang mendukung pola perilaku tersebut. Bila dipelajari lebih lanjut pola perilaku seks bebas tersebut diawali dengan adanya budaya dan adat-istiadat yang mendorong terjadinya pola perilaku seperti itu.
Budaya seks bebas yang dilakukan setiap diadakannya pesta adat membentuk pola perilaku seks bebas sebagai suatu hal yang wajar di dalam masyarakat Papua. Sudah merupakan hal yang lazim bagi mereka untuk melakukan seks bebas, bahkan ada suatu budaya dimana setiap perempuan Papua yang akan menikah harus berhubungan seks terlebih dahulu dengan 10 orang laki-laki yang berasal dari keluarga mempelai laki-lakinya dengan tujuan untuk meningkatkan kesuburan. Padahal perilaku seks dengan berganti-ganti pasangan seperti itu dan tanpa menggunakan kondom dapat meningkatkan resiko penyebaran HIV/AIDS dibandingkan dengan melakukan seks denganpasangantetap.
Virus tersebut akan masuk ke dalam tubuh melalui cairan yang dihasilkan oleh alat kelamin dan masuk melalui luka yang terjadi saat melakukan hubungan seks tanpa pengaman baik yang dilakukan bersama pasangan tetap maupun dengan berganti-ganti pasangan. Kemudian virus tersebut akan merusak sistem kekebalan tubuh penderitanya dengan masa inkubasi selama selama 1-3 bulan. Virus tersebut akan menular ke orang lain ketika berhubungan seks tanpa pengaman dengan si penderita. Lalu virus tersebut akan semakin berkembang menjadi AIDS setelah 10 tahun dan akan menyebabkan kematian bagi penderitanya
Budaya seks bebas yang dilakukan setiap diadakannya pesta adat membentuk pola perilaku seks bebas sebagai suatu hal yang wajar di dalam masyarakat Papua. Sudah merupakan hal yang lazim bagi mereka untuk melakukan seks bebas, bahkan ada suatu budaya dimana setiap perempuan Papua yang akan menikah harus berhubungan seks terlebih dahulu dengan 10 orang laki-laki yang berasal dari keluarga mempelai laki-lakinya dengan tujuan untuk meningkatkan kesuburan. Padahal perilaku seks dengan berganti-ganti pasangan seperti itu dan tanpa menggunakan kondom dapat meningkatkan resiko penyebaran HIV/AIDS dibandingkan dengan melakukan seks denganpasangantetap.
Virus tersebut akan masuk ke dalam tubuh melalui cairan yang dihasilkan oleh alat kelamin dan masuk melalui luka yang terjadi saat melakukan hubungan seks tanpa pengaman baik yang dilakukan bersama pasangan tetap maupun dengan berganti-ganti pasangan. Kemudian virus tersebut akan merusak sistem kekebalan tubuh penderitanya dengan masa inkubasi selama selama 1-3 bulan. Virus tersebut akan menular ke orang lain ketika berhubungan seks tanpa pengaman dengan si penderita. Lalu virus tersebut akan semakin berkembang menjadi AIDS setelah 10 tahun dan akan menyebabkan kematian bagi penderitanya
2. Proses
Masalah:
a. Tingginya HIV/AIDS dipapua karena sering bergonta-ganti pasangan
b. Kebiasaan masyarakat papua yang sering mendatangi tempat-tempat seks
c. Anak muda yang menjadi (WPS)
Implementasi
a. Memberikan penyuluhan tentang seks
b. Mempertegas peraturan yang ada diwilyah tersebut
Evaluasi
a. Merubah persepsi penduduk dipapua yang sebelumnya dikatakan bahwa "perempuan yang hendak menikah sebelumnnya harus melakukan hubungan sex terlebih dahulu dengan saudara pemplei pria dengan tujuan meningkatkan kesuburan"
b. Membiasakan hidup seht
c. Merubah budaya yang jelek menjadi lebih bak lagi
d. Meningkatkan pengetahuan
e.
3. Content (isi)
Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat tidak serta merta karena penyakit tersebut muncul begitu saja. Apalagi bila sebelumnya penyakit tersebut tidak pernah ditemukan pada masyarakat pendahulunya. Tentu ada faktor penyebab munculnya penyakit tersebut selain faktor lingkungan yang mendukung penyebaran penyakit tersebut.
Diantara penyebab-penyebab timbulnya suatu penyakit selain faktor lingkungan adalah faktor perilaku dan sosial-budaya masyarakat. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dalam penyebaran penyakit karena ada sebagian penyakit yang timbul karena pola perilaku masyarakat yang dipengaruhi oleh kondisi sosial dan budayanya.
Diantara penyebab-penyebab timbulnya suatu penyakit selain faktor lingkungan adalah faktor perilaku dan sosial-budaya masyarakat. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dalam penyebaran penyakit karena ada sebagian penyakit yang timbul karena pola perilaku masyarakat yang dipengaruhi oleh kondisi sosial dan budayanya.
Peran pemerintah adalah model hall
Bahwa pemerintah akan memperkiran apakah pokok permasalahan pada titk terjauh ataun terdekat dari ketiga garis kesatuan keabsahan,kelayakan dan dukungan. dimana :
a. Keabsahan
Dimana pemerintah berhak atau bahkan berkewajiban untuk campur tangan dalam maslah yang terjadi di masayarakat.
b. Kelayakan
Mengacu pada kemungkinan untuk menerapkan kebijakan.
c. Dukungan
Dari tingginya kasus HIV/AIDS di Papua itu masyakat harus mendukung apa yang pemerintah lakukan demi menurunkan kasus HIV/AIDS.
Segitiga kebijakan kesehatan tersebut tentu memiliki aktor dalam perencanaan hingga penerapan kebijakan kesehata.
a. Individu : warga papua
b. Grup : tenaga kesehatan (SKM)
c. Organisasi : pemerintah papua
Nama : Triyani
Kelas : A