Friday, May 26, 2017

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Sekolah

Ini merupakan salah satu contoh dari phbs(perilaku hidup bersih dan sehat ) yang dilakukan di lngkungan sekolah yaitu pada gambar ini sedang dilakukan praktek  tentang cuci tangan yang baik dan benar yang di sesuaikan dengan langkah langkah. kegiatan ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kesaitan diare pada anak sekolah.


PHBS, dari singkatannya saja kita sudah mengerti akan arah dari program yang sudah sering kita dengar. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, merupakan karakter yang harus dibiasakan sejak dini sehingga terbentuk paradigma sehat dalam diri kita yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina sosial (sosial support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit diare. Dari 88% kasus tersebut berkaitan dengan pasokan air yang tidak aman serta sanitasi dan hygiene yang tidak memadai. Di Indonesia, Diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita dan nomor tiga pada bayi, serta nomor lima pada semua umur. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, untuk angka kejadian diare golongan usia anak sekolah juga mengalami 2 peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah kasus diare sebesar 12.157, pada tahun 2009 kasus diare sebesar 12.511, dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 12.802. Sedangkan wilayah yang memiliki angka kejadian diare tertinggi untuk usia anak sekolah adalah di wilayah Kecamatan Rambipuji yaitu sebesar 621 kasus atau sebesar 4,85% dari total kasus seluruhnya sebanyak 12.802 kasus (Dinkes Jember, 2009)

.

                       1.      Mengapa kejadian diare pada anak sekolah terjadi kenaikan tiap tahunnya?
2.      Apakah seluruh sekolah sudah menerapkan program phbs di lingkungan sekolahnya?
 3.      Factor factor apa yang menyebabkan anak anak tersebut malas dalam melakukan cuci tangan?
4.      Apakah program phbs disekolah dapat optimal  menurunkan  angka kesakitan diare dan penyakit menular lainnya yang terjadi pada siswa/I disekolah?
5.      Apakah fasilitas di lingkungan sekolah mendukung untuk melakukan program phbs dalam upaya menurunkan angka kesakitan pada anak?


Nama: Ajeng Safitri
NIM: 1500029335
AKK B