Tuesday, May 30, 2017

10 Tanda Wanita akan Memasuki Masa Menopause

Rutinitas dan kesibukan sehari-hari sering membuat kita abai terhadap perubahan yang terjadi dalam 10 tahun terakhir ini pada tubuh. Namun, jam biologis tubuh tak bisa dihambat dan tiba-tiba saja tanda menopause mulai datang.
Rata-rata menopause terjadi pada usia 52 tahun, tetapi ada pula wanita yang mengalami perimenopause, yakni masa transisi yang terjadi di awal usia 40 tahunan atau pertengahan 30 tahunan.
Fase ini sangat dipengaruhi oleh perubahan hormon, utamanya hormon estrogen yang meningkat dan menurun secara tidak teratur.  Mungkin tiba-tiba menstruasi Anda terlambat dan ketika dicek bukan tanda kehamilan. Ini merupakan tanda paling sering yang dialami di masa perimenopause.
Berikut 10 gejala perimenopause yang terjadi pada tubuh wanita menjelang ketidaksuburan permanen:
1.    Menstruasi tidak teratur
Efek perubahan hormon mempengaruhi ovarium melepas sel telur dan ini bisa membuat menstruasi Anda lebih lama atau lebih pendek, bahkan tidak terjadi sama sekali dalam beberapa bulan. Ini bisa jadi merupakan tanda gejala awal atau terlambat akan perimenopause. Tidak terjadinya menstruasi selama tiga bulan atau lebih ataupun menstruasi yang sangat banyak, biasanya dikaitkan dengan kelelahan atau napas pendek sebaiknya diperiksa dokter, terutama jika Anda berusia di bawah 40 tahun.
2.    Kegerahan
Tiba-tiba merasa kepanasan dan berkeringat? Ini umum terjadi dalam perimenopause. Durasi dan intensitasnya dapat beragam sepanjang siang atau malam hari. Kondisi ini seringkali menjadi penyebab insomnia dan gangguan tidur pada wanita. Serangan panas ini terjadi akibat fluktuasi hormonal dan bisa berbeda pada tiap wanita. Kondisi tersebut terjadi antara dua sampai lima belas tahun lamanya. Siasati dengan menggunakan pakaian yang nyaman, mengurangi kelebihan berat badan, membatasi alkohol, atau makanan panas, juga bisa mengurangi gejalanya.
3.    Perubahan suasana hati
Walau Anda sebenarnya orang yang penyabar, namun di masa pramenopause bukan tidak mungkin Anda akan merasa mudah marah, emosi sesaat, atau cemas. Perubahan temperamen ini akibat hormon yang naik-turun. Kurangnya kualitas tidur pun dapat berpengaruh dalam mudah berubahnya suasana hati. Karenanya, cobalah olahraga rutin dan pola makan sehat untuk memastikan tingkat gula darah Anda stabil karena dapat membantu mengatasi masalah ini.
4.    Vagina kering
Perubahan hormon berarti dinding vagina mengalami pengurangan jumlah cairan yang diproduksi serta elastisitasnya. Beberapa wanita dapat merasa hal ini begitu tidak nyaman, namun banyak juga yang baru menyadarinya saat melakukan hubungan seksual. Tak hanya itu, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merasa terangsang juga meningkat seiring bertambahnya usia. Penggunaan pelumas vagina bisa menjadi pilihan dalam mengatasi masalah tersebut.
5.    Infeksi kemih
Secara umum, wanita rentan terkena infeksi kemih karena anatominya. Namun risikonya akan meningkat saat perimenopause. Anda mungkin menyadarinya dari frekuensi buang air kecil dan adanya rasa sakit saat berkemih. Ini perlu pemeriksaan lebih lanjut dari ahli kesehatan. Berkurangnya kemampuan menahan urine pun turut dialami oleh wanita, karena elastisitas otot-otot telah menurun. Siasati dengan rutin melakukan latihan dasar panggul.
6.    Hilangnya libido
Ada berbagai macam penyebab untuk hal ini. Namun perubahan suasana hati, kurang tidur, serta penurunan waktu gairah turut berkontribusi.
7.    Sulit hamil
Berkurangnya siklus ovulasi tentu berpengaruh pada masalah kesuburan. Diperlukan waktu hingga satu tahun untuk mendapatkan kehamilan secara alami. Jika Anda baru memulai program kehamilan saat berusia akhir 30 tahunan atau awal 40 tahunan, periksakan kondisi organ reproduksi Anda. Menggunakan kontrasepsi sampai 12 bulan setelah menstruasi terakhir disarankan jika Anda tidak ingin hamil.
8.    Sakit dan nyeri pada tubuh
Seiring berkurangnya estrogen, tubuh tidak bisa menggantikan tulang secara efisien. Ligamen dan tulang rawan pun terpengaruh. Penelitian juga telah menemukan bahwa perubahan hormon dikaitkan dengan perkembangan osteoporosis. Rasa sakit dan nyeri turut menjadi tanda bahwa tulang Anda semakin menipis akibat osteopororis. Mendapat cukup kalsium dan vitamin D serta olahraga dapat menguatkan tulang dan otot, sehingga mampu mencegah gejala ini.
9.    Perubahan berat badan
Metabolisme dan kemampuan membangun otot melambat seiring tingginya tingkat stres akibat kurang tidur dan khawatir dengan gejala yang telah disebutkan di atas. Stres dapat meningkatkan berat badan seiring naiknya tingkat hormon stres kortisol yang berujung pada melonjaknya berat badan. Olahraga rutin dan pola makan sehat dengan perhatian tertentu terhadap rasio kalori dan nutrisi bisa membantu mengontrol berat badan. Seiring bertambahnya usia, kalori yang digunakan pun akan berkurang.
10.    Nyeri dada
Karena level estrogen menurun, tingkat kadar kolesterol dan gula dalam tubuh pun meningkat. Jantung dan pembuluh darah juga menjadi lebih kaku. Ini membuat Anda berisiko terkena penyakit jantung karena berkontribusi dalam penyumbatan pembuluh darah. Apabila timbul rasa tidak nyaman pada dada bagian kiri, segera untuk memeriksakannya ke dokter.
Perimenopause merupakan masa transisi yang alami dalam kehidupan wanita. Intervensi gaya hidup dapat membantu secara signifikan mengurangi gejala-gejala perimenopause. Sebagai contoh, olahraga rutin dan pola makan kaya fitoestrogen atau estrogen alami dalam makanan. Misalnya saja bahan pangan mengandung kacang kedelai, tanaman berdaun hijau gelap, dan brokoli.
Namun, bila masa pramenopause ini menganggu kualitas hidup Anda, konsultasikan pada dokter. Tergantung dari gejala yang Anda alami, tes lebih lanjut mungkin dapat dijalani. Beragam terapi medis termasuk penambahan hormon dan pilihan non hormon lainnya tersedia dalam resep tertentu.


Nama: Rahmawati Pratiwi
NIM  : 1500029304
Kelas : A