Evaluasi Kebijakan Pemerintah terhadap Masalah rokok di Bangka Belitung
1. Evaluasi input
a. SDM
· Masyarakat Bangka Belitung masih banyak yang mengkonsumsi rokok, bukan hanya dari kalangan orang dewasa saja namun banyak juga dari kalangan remaja maupun anak-anak.
· Penerapan KTR (Kawasan Tanpa Rokok) di Provinsi ini masih belum efektif dijalankan, masih banyak tempat-tempat yang merupakan KTR namun masih banyak yang melanggar.
· Pemda setempat kurang tegas dalam menindaklanjuti masalah KTR.
· Pengetahuan masyarakat mengenai bahaya rokok yang kurang sehingga mereka cenderung merasa masa bodo dengan bahaya akan rokok.
· Sosialisasi dan media promosi yang digunakan (seperti banner dan poster) belum merata dan kurang efektif untuk merubah perilaku masyarakat untuk berhenti merokok.
· Tenaga kesehatan di Provinsi Bangka Belitung kurang.
b. Mesin
· Transportasi
· Komputer
· Proyektor
c. Metode
· Sosialisasi
· Diberlakukannya KTR
· Menggunakan media cetak, seperti penempelan poster dan banner.
d. Media informasi
· Sosialisasi secara langsung dengan tokoh agama maupun tokoh-tokoh penting lainnya.
· Pemberian informasi melalui media cetak.
e. Dana
· Kurangnya alokasi dana dari Pemda setempat dalam penerapan pelaksanaan program KTR serta kurangnya media promosi yang digunakan sehingga kurang efektif dalam mengurangi masalah rokok tersebut.
2. Evaluasi proses
· Proses sosialisasi yang dilaksanakan secara langsung kurang merata dan kurang intens.
· Program KTR sudah dilaksanakan dibeberapa tempat namun masih banyak masyarakat yang melanggarnya.
· Penempelan poster dan banner belum cukup merata, hanya di tempat-tempat tertentu saja.
· Tenaga kesehatan kurang berperan aktif dalam membantu program yang telah dijalankan.
3. Evaluasi output
Secara keseluruhan, progam kebijakan yang dilakukan dalam upaya mengurangi permasalahan rokok di Bangka belitung ini masih belum efektif dijalankan, hal ini dikarenakan masih terkendala beberapa hal, diantaranya kurangnya dana, tenaga kesehatan serta kesadaran masyarakat dan partisipasi masyarakat untuk turut ikut serta dalam upaya mengurangi masalah rokok, hal itulah yang mejadikan program-program tersebut kurang efektif dan upaya berhenti konsumsi rokok belum menjadi perilaku. Mereka sudah sadar dan tau tetapi belum mau dan mampu untuk berhenti konsumsi rokok.
Rekomendasi dan Saran
1. Perlu adanya sosialisasi yang lebih merata dan intens, baik secara langsung maupun tidak langsung yang menjadikan informasi tentang bahaya merokok tersebar merata ke seluruh lapisan masyarakat.
2. Seharusnya pemerintah lebih tegas lagi dalam memberantas kasus rokok ini, misalnya seperti memberikan sanksi atau punishment bagi yang melanggar atau memberikan reward bagi yang mentaati.
3. Perlu adanya program pemberdayaan masyarakat, agar masyarakat lebih peka dan mandiri dalam mengenali serta dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya, sehingga masyarakat menjadi tau, mau dan mampu serta ikut serta dalam uaya mengurangi masalah rokok ini.
4. Karena kalangan yang mengkonsumsi rokok bukan hanya orang dewasa, namun juga remaja dan anak-anak, maka para orang tua perlu diberikan pengetahuan lebih agar mereka dapat memberikan edukasi kepada anaknya serta mendidik anaknya agar menghindari perilaku yang tidak sehat bagi kehidupannya.
5. Pemda setempat dapat bermitra dengan berbagai organisasi di bidang kesehatan, seperti LSM Anti Rokok, Komite Perlindungan Anak, dsb dalam mendukung program yang sudah ada.
6. Tenaga kesehatan di provinsi tersebut perlu ditambah jumlahnya sehingga dapat mengadvokasi para pembuat kebijakan agar program yang telah dijalankan berjalan dengan optimal dan tepat sasaran.
Nama : Nabila Nindiatantis
NIM : 1500029160
Kelas : B